Kamis, 20 Desember 2012
Minggu, 16 Desember 2012
Jangan Takut Ajak Si Kecil Berenang!
Selama 9 bulan menjadi perenang didalam air ketuban, Anda harus percaya bahwa bayi juga perenang yang “hebat” di bulan awal kelahirannya. Kegiatan ini akan menyenangkan, dan tidak perlu takut bayi akan tersedak atau kemasukan air, asalkan Anda perhatikan hal berikut:
- Pastikan bayi sehat. Batasi waktu. Untuk usia 4-7 bulan cukup 10 menit saja, agar bayi tidak sakit dan menelan terlalu banyak air.
- Bayi yang sering di ajak berenang biasanya lebih mudah untuk makan dan tidur.
- Bayi bisa lebih dulu berenang didalam air sebelum ia bisa mengapung di permukaan.
- Untuk pelampung, pilih pelampung yang digunakan pada kedua pangkal lengan untuk melatih keseimbangannya.
- Tetap awasi bayi sambil mengajaknya bermain dalam air.
Dan inilah beberapa manfaat memngajak anak berenang sejak bayi:
- Anak-anak yang berenang sejak bayi, memiliki perkembangan motorik yang lebih baik. Berenang membuat bayi menggerakkan seluruh tubuh mereka, mulai dari tangan, kaki dan kepala.
- Anak-anak yang berenang sejak kecil akan terbiasa mengikuti instruksi atau mendengarkan perkataan orang lain. Hal ini membuat kemampuan kognitifnya semakin berkembang. Perkembangan koginitif pada bayi meliputi berpikir, belajar, dan proses pemecahan masalah.
- Anak-anak yang belajar berenang sejak kecil bisa lebih mudah beradaptasi dan bersosialiasi dengan orang lain. Hal tersebut karena saat berenang, mereka biasanya bertemu dengan anak-anak lain.
- Saat berenang, anak-anak belajar bagaimana orang berbicara saat memberikan instruksi untuk bergerak. Sehingga ke depannya, anak-anak yang belajar berenang sejak bayi kemampuannya berbicara akan lebih cepat berkembang.
Kamis, 13 Desember 2012
Tips Agar Anak Cepat Berkomunikasi
Sebetulnya wajar saja apabila anak usia 2 tahun masih kesulitan untuk bicara, asalkan ada kosakata pertama yang diucapkanya dan si anak sudah mengerti apa yang dibicarakan, termasuk juga menjalankan apa yang kita minta (misalnya: "Nak, ayo kita mandi" atau bertanya pada anak "Mainan ini disimpannya dimnana?").
Ada banyak sekali cara agar anak bisa berkomunikasi dengan kita.
1). Memahami
Yang pertama tentunya adalah dengan mengenalkan lebih banyak lagi kosakata pada anak dan membuat anak memahami kata tersebut, ini bisa dilakukan dengan cara membacakan dongeng, mengobrol dengan anak, bercerita, menunjuk benda dan menyebutkan namanya, atau bisa juga dengan tanya jawab. Caranya adalah dengan berbicara pada anak seperti pada orang dewasa, namun dengan kosa kata yang sederhana dan cara bicara yang lembut, misalnya "Nak, jangan corat-coret di tembok nanti temboknya kotor loh, di buku saja yaa", pastikan anak mendengar apa yang kita bicarakan.Semakin dia paham apa yang kita intruksikan, maka anak akan semakin siap untuk berbicara.
2). Mencoba
Yang kedua, setelah ia memahami kosa kata, tentu saja ia harus mencoba. Caranya adalah meminta anak untuk mengatakan nama benda sebelum ia mendapat apa yang dia mau. Misalnya kita menyembunyikan mainan mobilnya, lalu anak ingin minta, anak diminta bilang "Mobil..", baru kalau ssudah berusaha bilang, kita berikan mainan mobilnya.
3). Makanan
Makanan anak pada usia 2 tahun seharusnya sudah bisa makan makanan yang tidak perlu dihaluskan (nasi dan lauk pauk keluarga), ini melatih otot bicaranya. Selain itu latihan meniup (meniup balon, lilin, gelembung sabun) juga membantu menstimulasi otot bicaranya.
Senin, 03 Desember 2012
Hentikan Pukulan Anak Dengan Tips Bijaksana
Di dalam keseharian tak jarang kita sering menemukan anak yang ringan tangan atau dengan kata lain anak tersebut terbiasa menggunakan pukulan unutk mengatasi masalah yang dia hadapi. Hal ini sangat tidak baik bagi perkembangan anak lain yang memang tidak terbiada berbuat seperti itu. Anak yang tidak pernah memukul akan menjadi pemukul jika berada satu lingkungan dengan anak yang sering menggunakan pukulan dalam kesehariannya.
Lalu apakah yang harus kita lakukan jika anak kita menjadi terpengaruh kebiasaan memukul tadi dan menjadi anak yang sering melancarkan pukulan kepada orang lain di dalam lingkungannya?
Meski anak punya alasan untuk memukul, bukan berarti Anda mengizinkannya main pukul untuk mengekspresikan perasaan atau menyalurkan kelebihan energinya. Berikut ini, iniopiniku.com akan berbagi kepada Anda bagaimana cara bijak mengatasi kebiasaan anak yang suka main pukul:
1. Hindari Teriakan, “Jangan Pukul!” Teriakan Anda bukanlah cara yang tepat untuk melarang. Anda perlu bicara tegas, diikuti penjelasan, tapi bukan berteriak. Misalnya, “Nah, jangan pukul temannya, ya. Karena temanmu bisa sakit.” Dari cara ini, anak dapat mendengar pesan Anda dan mencerna penjelasan Anda tanpa perlu harus mendengar teriakan Anda.
2. Ganti Pukulan Dengan Kalimat. Ganti perilaku memukul dengan cara lain. Misalnya, ajarkan ia kata-kata seperti “Jangan ambil!”, “Ini punyakku!”, “Tidak Boleh!” atau “Pergi!”. Sehingga saat teman si kecil merebut mainan yang sedang dimainkan, ia dapat mengatakan kata-kata itu, sebagai bentuk pembelaan dirinya, bukan memukul.
Semoga tips ini bermanfaat bagi para orang tua yang ingin merubah kebiasaan anaknya dalam pukul memukul.
Langganan:
Postingan (Atom)