Halaman

Rumah Utama Tanpopo

Rumah Utama Tanpopo

Minggu, 11 November 2012

Mengatasi Rasa Takut Pada Anak

Meski takut itu hal yang normal dalam proses perkembangan, namun tak boleh dibiarkan menetap. Anak perlu dibantu mengatasi ketakutannya agar lebih terampil menghadapi setiap peristiwa atau perubahan dalam hidupnya.

Hal pertama dan paling penting adalah, orang tua harus berhati-hati mengekspresikan ketakutannya. Karena, tak sedikit ketakutan anak diperoleh melalui proses belajar. Orang dewasa, terutama orang tua, merupakan role model yang paling disukai anak, juga dalam hal membentuk rasa takut anak terhadap sesuatu.

Mengenali sumber ketakutan anak, atau mengenali apa saja yang membuat anak takut merupakan langkah penting untuk membantu anak mengatasi rasa takutnya. Bila anak takut suara keras seperti guntur , ajak anak melihat kilatan petir, yang akan diikuti bunyi guntur. Demikian pun bila anak takut pada bunyi benda-benda, ajak anak melihat benda yang berbunyi itu.

Berpisah lama dengan orang tua merupakan ketakutan yang memakan waktu cukup lama untuk menghilangkannya. Sampai beberapa minggu setelah anak masuk kelompok bermain, misalnya, tergolong wajar bila anak masih merasa takut.

Bagaimana mengatasinya? Anda dapat meminta anak memilih siapa yang paling ia sukai untuk mengatarnya ke kelompok bermain. Anak-anak lebih mudah berpisah pada salah satu orang yang dekat dengannya. Misalnya saja, ia merasa lebih aman bila berpisah dengan pengasuhnya, saat pelajaran di kelas mulai.

Jangan Memukul Pantat Anak Umur 3 tahun, Bahaya!

Banyak orangtua yang memilih jalan kekerasan, yakni memukul, terhadap anaknya yang masih berusia 3 tahun agar si anak tidak rewel atau bertindak semaunya.

Padahal, tindakan disiplin dengan cara memukul itu tak menyelesaikan masalah, justru akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Untuk anak berusia 3 tahun yang sering dipukul di bagian pantatnya, akan cenderung memiliki perilaku agresif saat ia menginjak usia 5 tahun, bahkan meski tindakan ringan tangan ini dimaksudkan untuk mengatasi sikap anak yang sudah menunjukkan sikap agresif.        

Anggapan bahwa hukuman yang diberikan itu agar si anak tidak semakin tak terkendali, tak sepenuhnya benar. Justru anak akan lebih patuh jika diberi pengertian dengan cara persuasif. Meski memukul pantat masih relatif kecil, tapi implikasinya akan besar terhadap perkembangan jiwa anak. Sejumlah studi sebelumnya juga menguak hubungan antara hukuman fisik dengan sikap agresif pada anak-anak.

Teori lainnya adalah bahwa semakin sering anak dipukul untuk alasan apapun, maka si anak akan merasa lebih stres, yang dapat berimbas pada perkembangan otaknya, perkembangan emosinya dan berdampak pada perilakunya.(Go4HealthyLife.com)

Minggu, 04 November 2012

PERTUMBUHAN GIGI ANAK


Berdasarkan waktu, petumbuhan gigi dibagi menjadi 2 macam :

1. Gigi Susu

Dengan jumlah 20 buah, gigi susu mulai terbentuk benihnya pada janin dalam kandungan usia 6-8 minggu dan akan tumbuh pada bayi usia 6-8 bulan dan akan tumbuh semuanya pada anak usia 2-3 tahun.
Gigi susu akan mulai lepas semua pada usia 11-12 tahun.

2. Gigi tetap
Gigi tetap akan tumbuh pada anak setelah lepasnya gigi susu. Benih gigi tetap terbentuk ketika bayi dalam kandungan usia 8-9 bulan.

Pada umumnya pertumbuhan gigi susu lebih cepat pada rahang bawah dari pada rahang atas.